Rabu, 17 Desember 2014

ptk teknik las 2


ABSTRAK

OPTIMALISASI  KEAKTIFAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN   MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT  MELALUI   PEMBELAJARAN  BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) MATERI  MEMAHAMI GAMBAR KERJA DAN INSTRUKSI KERJA  DI  KELAS  XI IPA KETERAMPILAN TEKNIK PEMESINAN MAN KARANGANYAR
Oleh
Pramono, S.Pd./MAN Karanganyar

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif materi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut melalui pembelajaran berbasis masalah , khususnya materi memahami gambar kerja dan instruksi kerja. Yang dihadapi guru adalah siwa kurang aktif  pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, terutama materi memahami gambar kerja dan instruksi kerja.
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas XI IPA Keterampilan Pemesinan  MAN Karanganyar. Kegiatan dilakukan sebanyak  dua  siklus tindakan. Pola Umum Prosedure pada setiap tindakan adalah : (1) perencanaan  (2) pelaksanaan, (3) observasi  (4) refleksi hasil penelitian,  tindakan menunjukkan   :  (1) terjadi peningkatan aktivitas  siswa dan peningkatan pemahaman siswa pada materi memahami gambar kerja dan instruksi kerja   (2) Aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar  23,23% dari nilai siklus I , dan meningkat sebesar  10,10 % pada siklus II, pemahaman siswa mengalami peningkatan  sebesar 7,70  dari nilai siklus 1, dan meningkat sebesar 8,05 pada siklus kedua. (3) Penuntasan belajar siswa meningkat 94 %  pada siklus I menjadi 100 % pada siklus II.

Kata kunci: Keaktivan Siswa, Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning)    


PENDAHULUAN
                                                                                                                                        
  1. Latar Belakang Masalah
        Pendidikan sebagai wahana utama pembangunan sumberdaya manusia perlu berperan dalam mengembangkan peserta didik menjadi sumberdaya manusia yang produktif dan memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan pembangunan dalam menghadapi tantangan masa depan. Pendidikan merupakan dasar dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia, karena melalui pendidikan seorang manusia dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannnya sebagai modal dalam memasuki dunia kerja.
       Pendidikan menengah kejuruan jurusan teknik pemesinan di Indonesia secara umum diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga terampil dan mandiri dalam bidang teknik pemesinan yang siap memasuki dunia kerja atau wirausaha mandiri.
       Mata Pelajaran Kopetensi Kejuruan Teknik Pemesinan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.
        Kemampuan memfrais perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses pembuatan komponen dalam praktek pemesinan utamanya terkait dengan pembuatan komponen dengan pekerjaan rumit seperti contoh pembuatan roda gigi lurus. Kemampuan memfrais perlu diberikan kepada seluruh peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan, khususnya dalam hal ini peserta didik Program Keahlian Teknik Pemesinan.
         Mata Pelajaran Kopetensi Kejuruan Kopetensi Keahlian Teknik Pemesinan standar kompetensi memfrais (kompleks), menuntut peserta didik memiliki kemampuan melakukan pekerjaan rumit salah satunya adalah pembuatan roda gigi lurus yang memerlukan perhitungan-perhitungan dalam proses pembuatannya.
          Pembelajaran memfrais (kompleks) sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting. Mata pelajaran memfrais (kompleks) diharapkan akan mampu membentuk siswa yang trampil memiliki kemampuan untuk membuat komponen-komponen mesin yang tergolong pekerjaan rumit yang memerlukan perhitungan dan kecermatan dalam pembuatannya.
         Selama ini proses pembelajaran  memfrais (kompleks) di kls XII kebanyakan masih mengunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal ( 3DCH ) ditambah sedikit latihan soal sehingga kegiatan belajar mengajar ( KBM ) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran memfrais (kompleks) khususnya materi yang menuntut pekerjaan rumit dan membutuhkan perhitungan seperti contohnya perhitungan roda gigi lurus. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Di kelas XII selama ini siswanya masih kurang aktif dalam hal bertanya dan mengerjakan sendiri perhitungan pemerencanaan roda gigi lurus, banyak siswa cenderung membuat roda gigi dengan menggunakan perencanaan siswa yang aktif. Siswa yang yang aktif hanya 55 %, dan siswa yang mempunyai kemampuan menjawab soal latihan perhitungan roda gigi lurus  40%. Pada pelaksanaan praktek pada tahun pelajaran 2012/2013, hasil yang dicapai siswa kls XII  sangat jauh dari memuaskan, dimana hanya 60 % siswa yang mampu menyelesaikan tugas membuat perhitungan roda gigi lurus, yang implikasinya banyak siswa yang tidak berhasil menyelesaikan benda kerja roda gigi lurus sesuai kriteria yang telah ditentukan, yang berarti standar kompetensi siswa tidak tercapai . Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk memperbaiki/mengadakan inovasi pembelajaran.
        Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam pengajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang  terjadi sebagian besar dilakukan oleh masing-masing siswa, maka dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achiement Division).
        Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam Keterampilan Interpersonal siswa  ( Badeni, 1998 ) Pembelajaran dengan pendekatan kooperatif telah dikembangkan secara intensif, tujuannnya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan kemampuanan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok (Idris Harta, 2009: 45). Salah satu pendekatan   pembelajaran koperatif adalah dengan tipe STAD ( Student Team Achiement Division ) .
        Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif  dengan tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus. Serta semangat kebersamaan  dan saling membantu dalam menguasai materi memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus. Sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman  yang optimal terhadap mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus.
        Permasalahan dalam penelitian ini  adalah  tindakan apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus. Banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut diatas.
      Dengan merefleksi bersama antar guru teridentifikasi akar permasalahan diduga penyebab masalah tersebut, yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus masih konvensional, dominasi guru dalam kelas dominan (teacher  centered strategi).
       Oleh karena itu perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut,         sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif,         bisa bekerja sama dan membangun daya pikir yang optimal. Untuk itu melalui       penelitian ini akan dicobakan suatu metode pembelajaran  kooperatif tipe STAD,       Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD  adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok    tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa      menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD       menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi      saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
       Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah       yang perlu dicarikan pemecahannya melalui penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : ” Apakah pembelajaran koperatife tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus di Kelas XII M2 SMK MAN Karanganyar ?
  
B. Perumusan Masalah
Model pembelajaran kooperatif  tipe STAD merupakan pendekatan              Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara              siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akdemik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
Dalam pembelajaran Kooperatife yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran Kooperatif.
Berdasarkan latar belakang rumusan masalahnya adalah apakah               pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe               STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi perhitungan roda gigi lurus di kelas XII M2 SMK MAN Karanganyar ?
Rumusan masalah diatas dirinci sebagai berikut :
1.      Apakah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi perhitungan roda gigi lurus di Kelas XII M2 SMK MAN Karanganyar ?
2.      Apakah pembelajaran mengunakan metode pembelajaran koperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa pada materi perhitungan roda gigi lurus di kelas XII M2 SMK MAN Karanganyar ?
                          
C. Cara Pemecahan Masalah
        Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka alternatif cara pemecahan masalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran  memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperbaiki strategi pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan siswa dalam pemahaman mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus, dengan pendekatan kooperatif Tipe STAD dengan melakukan observasi, lalu merancang evaluasi, situasi belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar.

D. Tujuan Peneliian
Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki berbagai masalah yang                   timbul dalam pembelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus di kelas XII M2 SMK MAN Karanganyar.
          Adapun tujuan secara rinci sebagai berikut :
1.      Untuk memperbaiki peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus dengan mengubah strategi pembelajaran.
2.      Untuk melihat hasil dari strategi pembelajaran dengan melakukan observasi

E. Kemanfaatan Hasil Penelitian
      Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat :
1.      Bagi guru dapat terjadi inovasi dalam proses pembelajaran karena guru akan mengubah paradigma strategi pembelajaran. 
2.      Bagi siswa semakin termotivasi untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus.                                 

 
   
BAB  II
KAJIAN  PUSTAKA

       Dalam penerapan pembelajaran dengan metode kooperatif model STAD diharapkan  para guru harus memiliki pemahaman yang proposional terhadap metode tersebut dalam membantu proses belajar. Oleh karena itu perlu memahami:
1.      Hakekat Pembelajaran Koopertif ( Cooperative Learning )             .      
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk memahami materi pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus, Unsur-unsur pembelajaran kooperatif paling sedikit ada empat macam yakni:
a.       Saling ketergantungan positif, artinya  dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan antar sesama.  Dengan saling membutuhkan antar sesama, maka mereka merasa saling ketergantungan satu sama lain;
b.      Interaksi tatap muka, artinya menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa.  Dengan interaksi tatap muka, memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar, sehingga sumber belajar menjadi variasi.  Dengan interaksi ini diharapkan akan memudahkan dan membantu siswa dalam mempelajari suatu materi.
c.       Akuntabilitas individual, artinya meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual.  Hasil penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan.
d.       Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, artinya, melalui pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi.  Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif menekankan aspek-aspek:  tenggang rasa,  sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat positif lainnya.                        
2.      STAD (Student Teams Achievement Divisions).     
Ada empat tipe yang biasa digunakan oleh guru dalam model pembelajaran kooperatif (Abdurrahman dan Bintaro, 2000 dalam Nurhadi, 2003), yakni salah satunya adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Tipe ini digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis.
 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
1). Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok , jadi ada 7 kelompok, masing – masing kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (prestasinya).
 2).  Guru menyampaikan materi pelajaran
3). Guru membagikan materi yang berbeda pada masing-masing kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik, dan kemudian saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.  
4). Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan kedepan kelas.
5).  Selanjutnya tanggapan dari masing-masing kelompok.  
 6). Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penegasan dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran, dan kepada siswa secara individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.
7). Kesimpulan Pelaksanaan tipe STAD melalui tahapan sebagai berikut :
(1)  Penjelasan materi pembelajaran;
(2)  Diskusi atau kerja kelompok belajar;
(3) Validasi oleh guru;
(4)  Evaluasi (Tes);
(5)  Menentukan nilai individu dan kelompok;
(6)  Penghargaan individu atau kelompok;
3.      Hakekat Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran              .                                 
        Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan  S.Nasution berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. 
Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Cullen, 2003 dalam Fathul Himam, 2004). Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (Sub sumatif), dan nilai ulangan semester ( sumatif ).                                                                                                               
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif, karena siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.                                           .
        Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran ; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa;  ketiga, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru  melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD
     

  

BAB  III
METODE  PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
        Penelitian yang dilakukan berupa penelitian pengembangan model pembelajaran dan tindakan. Penelitian tindakan terikat dalam                           perencanaan dan pengimplementasiaan perangkat pembelajaran                           kooperatif tipe STAD.
        Teknik analisis yang digunakan kualitatif, pendekatan deskriftif dengan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif digunakan mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses  pembelajaran.

B.  Seting Penelitian
       Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kls XII M2 SMK MAN Karanganyar, siswa dikelas ini berjumlah 29 orang,  semua laki-laki, kemampuan akdemik siswa di kelas ini rata-rata cukup.                        

C. Data dan Sumber Data
Sesuai dengan fokus masalah yang diamati, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Hasil pengamatan  terhadap langkah-langkah dan kondisi pembelajaran.
2.      Pemahaman kompetensi memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus oleh siswa.
        Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XII M2 SMK MAN Karanganyar tahun pelajaran 2013 / 2014 .               

D. Teknik Pengumpulan Data
1.      Observasi dan catatan lapangan digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman materi pembelajaran.
2.      Evaluasi digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan hasil pemahaman materi pembelajaran.

E. Teknik Analisa Data
Data berasal dari lembar observasi , antara lain yang diamati adalah : kerjasama dalam kelompok, memberikan ide, mengajukan pertanyaan, memperhatikan pertanyaan  teman, memberikan tanggapan, kemampuan memahami materi, partisipasi dalam kelompok, kemampuan menengahi jika ada kelompok yang salah paham, kemampuan menjelaskan dan menyimpulkan materi yang dibahas. 

F.  Monitoring Pelaksanaan Tindakan
Untuk memudahkan pelaksanaan tindakan kelas dikelas, maka peneliti dibekali dengan lembar observasi kegiatan pembelajaran, agar  pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar.dan peneliti memberikan arahan tentang cara pengisian lembar observasi kepada rekan guru yang membantu dalam                               penelitian tersebut. Dari hasil pemantauan secara kolaboratif didiskusikan. Pembahasan tersebut dititik beratkan pada kekurangan dan kelemahan yang dicapai dalam pelaksanaan tindakan. Dari hasil diskusi dijadikan bahan untuk membuat rencana berikutnya, dengan harapan agar pelaksanaan pada siklus berikutnya  menjadi  lebih baik.

G. Keabsahan Data
Guru menjamin keabsahan data dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan mengkonfirmasikan data yang telah ada dengan  data, sumber data dan ahli. Dalam penelitian ini dilakukan diskusi, membandingkan pendapat beberapa peneliti, hasil pengamatan dan data evaluasi.

H. Rancangan Penelitian
Untuk menerapkan perangkat pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD digunakan rancangan penelitian tindakan, selain itu juga  memecahkan masalah-masalah praktis, juga untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini tindakan yang dimaksud penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD, untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi perhitungan roda gigi lurus.
Penelitian tindakan kelas melalui 4 tahap yaitu : perencanaan,                         pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, yang dilaksanakan dalam tiga siklus (  siklus I dilakukan 3 kali tatap muka, siklus II, dan III satu kali tatap muka ).


I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dapat digambarkan dengan skema sebagai                         berikut :


 

Rencana    Tindakan





Pada kegiatan  siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap tersebut.

Rencana   tindakan  siklus 1
1.      Perencanaan
  • Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan                             standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan                             kepada siswa  dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
  • Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe STAD dan lembar observasi.
  • Membuat Instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas   / alat Bantu / media yang diperlukan
  • Membuat alat evaluasi

Secara garis besar tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD :
1).  Tahap  persiapan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan  materi dan merancang pembelajaran yang mengarah ke kooperatif STAD, membuat kriteria kelompok heterogen ( jenis kelamin, kemampuan serta agama )  dan mempersiapkan   instrument observasi disertai cara penskoran
2).  Tahap penyajian materi
Dalam tahap ini pengajar menyebutkan  tujuan pembelajaran, memotivasi rasa ingin tahu, memberikan apersepsi, umpan balik sesering mungkin, penjelasan yang tepat agar tidak terjadi miskonsepsi ,dan beralih  pada konsep lain,  jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
3).  Tahap kegiatan kelompok
Selanjutnya masing-masing kelompok membahas materi yang dibagikan, siswa mempelajari konsep-konsep materi memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus, dan mempresentasikan di depan kelas juga digunakan untuk melatih keterampilan kooperatif  siswa dalam masing-masing kelompok. Jika salah satu siswa belum memahami materi, maka teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
4).  Tahap selanjutnya , tanggapan dari masing-masing kelompok.
5). Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penegasan tentang                           materi yang dibahas.
6).  Tahap tes hasil belajar
Dilakukan  1 x tes setelah pertemuan, tes dikerjakan secara inividu mandiri. Tes uraian dikerjakan selama 45 menit.hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan siswa pada pemahaman mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus.
2.   Pelaksanaan
        Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan Skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah drencanakan.
3.   Observasi
       Pada tahap ini dilakukan observasi  terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi.
4.   Refleksi
         Hasil yang didapat  dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis , guru dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi. Untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus. Hasil analis data yang dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Data dan cara pengambilannya
1.      Sumber data: sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan peneliti
2.      Jenis data  : jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data               kualitatif yang tediri dari :
a. rencana pembelajaran
b.data hasil observasi  terhadap pelaksanaan pembelajaran hasil belajar.
3.   Cara pengambilan data
 a. data hasil belajar : diperoleh melalui pos tes dan pre tes
 b. data tentang situasi pembelajaran , diperoleh melalui lembar observasi
 c. data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan                                                       didapat dari rencana pembelajaran dan lembar obervasi.

J. Indikator kinerja
 Indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi perubahan peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD. Secara kuantitatif dapat di indikasikan  jika 70%  dari seluruh  siswa terlihat pemahaman terhadap mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus berubah lebih baik. Hal ini diwujudkan dengan  adanya kemampuan siswa 70% dalam menjawab latihan soal perhitungan  terstruktur dengan benar, 75% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD. Kemampuan guru untuk mengimplementasikan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat terlaksana dengan baik.


            Secara skema dapatlah digambarkan kegiatan penelitian tindakan kelas :
                       
                                               Rancangan dari hasil identifikasi masalah

                                                                           Rencana 1
 
                                                           Rencana / strategi pembelajaran

                                          Revisi                     Pelaksanaan dan observasi

                                                                  Evaluasi dan Refleksi

                                                                             Rencana  2








 

                                                           Rencana / strategi pembelajaran

                                          Revisi                       Pelaksanaan dan obsevasi

                                                                    Evaluasi  dan  Refleksi
                                                          
                                                                             Rencana  3


 

                                                           Rencana / strategi pembelajaran

                                          Revisi                  Pealaksanaan  dan  observasi
                                                                
                                                                   Evaluasi  dan  Refleksi

                                                                       Naskah  final
                                                                                                                
                                                    Siklus rancangan penelitian tindakan               
      a). Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi awal, merumuskan permasalahan dan merencanakan tindakan yang meliputi rancangan strategis dalam penyampaian dan pengelolaan pembelajaran kooperatif  tipe STAD. Pada tahap ini juga dikembangkan strategi pembelajaran, instrumen pengumpul data berupa lembar pengamatan perangkat tes hasil belajar serta menyusun rencana pengolahan data.

       b). Tahap pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan skenario tindakan yang telah direncanakan serta melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan jadwal penelitian. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan  oleh tim dengan menggunakan instrumen pengamatan, serta melakukan evaluasi dan refleksi selama pelaksanaan tindakan ditujukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.
 

BAB  IV
HASIL PENELITIAN

A.  Deskripsi Tindakan dan Hasil Siklus I
  1. Tindakan
Siklus I pada penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2013 sampai dengan 14 Agustus 2013, dengan materi yang dibahas  roda gigi lurus dan perhitungan sederhana. Tindakan yang dilakukan adalah pendekatan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang                           telah dibuat sebelumnya.
b.      Guru mengelompokkan siswa yang anggota kelompok terdiri  dari                           berbagai ragam ( heterogen ).
c.       Guru membagikan lembar materi kepada masing-masing kelompok,                          dengan materi yang berbeda, agar dipahami oleh kelompok siswa                          tersebut.
d.      tahap selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan                         di depan kelas,guru memberi kesempatan untuk ini sekitar 10 menit.
e.       selanjutnya tanggapan dari berbagai kelompok
f.       tahap selanjutnya  guru memberi tanggapan dan penegasan.


2.  Hasil Tindakan
a.       Ketika guru membagi anggota kelas dalam kelompok-kelompok kecil,                       terlihat siswa mulai menunjukkan antusias dan rasa ingin tahu, mereka                       ada  yang bertanya-tanya apa yang akan dilakukan (ketika guru mem                      bagikan lembar materi kepada masing-masing kelompok yang berbeda).
b.      Tampak pada awalnya, mereka masih lebih banyak yang diam dengan                        pemikirannya masing-masing. Mereka masih ada yang malu, enggan                        untuk berbicara dengan teman satu kelompok.
c.       Seiring dengan berjalannya waktu, setelah lebih kurang 10 menit tam                       pak mereka sudah mulai berusaha untuk berinteraksi dengan teman                        satu kelmpok.
d.      Kelompok-kelompok siswa mulai melakukan pemahaman materi dengan selalu berdiskusi sesama teman satu kelompok. Tetapi masih ada kelompok yang masih belum serius, sering berbicara masalah lain.
e.       Respon dari siswa ternyata lebih baik, terlihat dari sebagian besar kelompok yang berkata kepada guru untuk siap mempresentasikan kedepan kelas.
f.       Secara umum minat untuk memahami materi cukup baik, Hanya                     ada 2 kelompok yang terlihat kurang serius, kurang berinteraksi                    dengan teman selain kelompoknya. Sehingga mereka cenderung                    lamban dalam memahami materi.
g.      Karena ada beberapa kelompok yang lamban dalam memahami materi, sehingga masih ada kelompok yang belum siap tampil ( presentasi ).
h.      Hasil tes ulangan harian  ternyata dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 6,089 atau 60,89 %.
Hasil observasi dan refleksi pada Siklus I, yang perlu diperhatikan                    Sebagai rencana tindakan siklus berikutnya adalah :
  • siswa masih ada yang lebih suka untuk berpikir sendiri, kurang tertarik untuk berbagi ide, gagasan atau pendapat dengan temannya. Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi ada juga yang lebih senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai 69 %.
  • Guru perlu memberi stimulus pada kelompok yang lamban, Sehingga waktu dapat digunakan dengan seefisien.
  • Aktifitas guru dalam kegiatan belajar mengajar masih tergolong rendah dengan perolehan skor 27 atau 61,36% sedangkan skor idealnya adalah 40. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri didepan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD.                         
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan                   yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut :
1.      Memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran
2.      Guru lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan
3.      Memberikan penghargaan kepada siswa ( reward ).

B.  Deskripsi Tindakan dan Hasil Siklus II
1.   Tindakan
Siklus kedua dilaksanakan tanggal 21 Agustus 2013 materi yang disajikan adalah Perhitungan Roda gigi lurus dengan pembagian sudut.                                
Langkah-langkah tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah                       revisi dari hasil refleksi pada siklus I, yaitu :
a.         Guru memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih                           aktif lagi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b.         Lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami                          kesulitan.
c.         Memberikan penghargaan atau reward.
                     
2.   Hasil Tindakan
a.       Pada siklus II terlihat adanya suasana pembelajaran yang sudah                              mengarah kepada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa                             dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk                             memahami materi yang telah diberikan melalui diskusi, tanya                             jawab, pokoknya sudah terjadi interaksi .
b.      Siswa mulai tidak merasa canggung lagi saling bertukar pendapat, berbagai ide dengan teman.
c.       Guru secara aktif memantau kerja kelompok, jika ada hal-hal yang kurang jelas, diberi kejelasan oleh guru. Terlihat semangat kebersamaan dalam proses pembelajaran.
d.      Dari 7 kelompok yang ada, terlihat ada dua kelompok yang paling menonjol, 5 kelompok dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, satu kelompok terlihat masih lamban.
e.       Kelompok yang paling lamban menyelesaikan tugas terlihat kurang berinteraksi dengan  satu sama lain, tampak mereka lebih banyak berdiam diri, sesekali saja berbicara.
f.          Tanggapan siswa dikelas cukup baik, wakil kelompok yang tampil cukup baik dalam menerima masukan dari temannya.
g.         Hasil tes mandiri rata-rata adalah 6,09, ada 7 (24,13%) orang siswa yang nilainya dibawah 5, siswa yang dapat nilai 6-7 ada 22 orang (75,87 %), yang dapat 8 – 10  tidak ada.
h.         Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitaas guru meningkatkan suasana pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru intensif membimbing siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam PBM, dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 61,36% pada siklus pertama menjadi 80% pada siklus kedua.  
Hasil observasi dan refleksi pada siklus II, yang perlu diperhatikan                         sebagai rencana tindakan pada siklus berikutnya adalah :
·           masih ada siswa yang belum optimal telibat dalam proses interaksi dengan kelompoknya.
·           masih ada siswa yang belum menguasai materi perhitungan roda gigi dengan pembagian sudut.
·           Siswa yang kemampuan akademik lebih tinggi agak lebih mendominasi aktivias dalam kelompok
·           Hasil tes formatif ( setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan ). Sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD rata kelas hanya 5,50 setelah dilakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi  6,08. Siklus I, Siklus ke II  7,37.             
     
C.    Deskripsi Tindakan dan Hasil Siklus III
       l.   Tindakan
Siklus ke III penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2013. Materi yang diberikan  perhitungan roda gigi dengan pembagian deferensial. Rencana pembelajaran yang disusun berdasarkan hasil dari refleksi pada siklus II. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan langkah-langkah seabagai berikut :
a.       Guru memberi motivasi,serta apersepsi. Dengan mengingatkan kembali konsep sistem perhitungan roda gigi lurus.
b.      Guru membagi siswa dalam kelompok yang baru, tetapi masih heterogen, malahan lebih variatif.
c.       Guru membagikan kartu-kartu soal pada materi ini, soal yang diberikan hanya 5 soal.
d.      Siswa diminta untuk memahami terlebih dahulu secara mandiri, kemudian berdiskusi dengan kelompok masing-masing.
e.       Guru minta beberapa wakil kelompok untuk menampilkan pekerjaannya didepan kelas.
f.       Guru memberi penegasan .
2.   Hasil tindakan
a.       Pada siklus III terlihat adanya peningkatan minat siswa secara mandiri tampak lebih tinggi dan dikategorikan baik.
b.      Keseriusan kelompok baik sekali karena guru dan  peneliti terlihat lebih fokus dalam memperhatikan aktivitas mereka. 
c.       Interaksi dengan teman sudah baik, terlihat mereka dari awal sudah menunjukkan kesungguhan /serius untuk berinteraksi.
d.      Siswa  yang akademiknya tinggi , berusaha untuk berbagi ide dengan anggota masing-masing, mereka lebih berekpresif dan bekerjasama  yang lebih baik .
e.       Dari 7 kelompok yang ada, dapat menyelesaikan tugas, dengan baik dan hasilnya betul semua serta dengan waktu yang tepat.
f.       Nilai rata-rata ulangan harian siklus III adalah  8,41. Tidak ada siswa yang mendapat nilai 5.
g.      Meningkatnya aktivitas guru dalam pembelajaran dilihat observasi aktivitas guru  dari 80% pada siklus kedua menjadi 90% pada siklus ketiga.
h.      Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 7,50 pada siklus kedua meningkat menjadi 8,50 pada siklus ketiga.

D.   Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah diamati dan didiskusikan serta dilakukan refleksi                              selama pelaksanaan penelitian tindakan dilapangan, maka dapatlah                              dipaparkan temuannya sebagai berikut :
1.    Kemampuan siswa masih relatif rendah dapat diupayakan dengan melakukan pembelajaran kooperatif melalui pendekatan tipe STAD . Siswa pada mulanya terlihat masih binggung dan canggung untuk berinteraksi dengan temannya sehingga pada siklus I, hasilnya belum memuaskan. Guru tidak memiliki cukup waktu untuk melaksanakan seluruh skenario tindakan. Baru pada siklus ke II strategi dirancang ulang, sehingga siswa dikelompokkan dalam kelompok yang lebih heterogen tadinya dalam siklus I masih ada kelompok yang lemah. Pada siklus ke II telihat kecanggungan untuk berinteraksi dan berbagi ide  mulai terlihat lebih baik. Guru  lebih aktif untuk mengontrol aktivitas kelompok, sehingga mereka lebih serius dalam memikirkan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada siklus ke III, kondisi kelas dan kerja kelompok menunjukkan perubahan yang lebih baik. Mereka lebih santai, rilek, riang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, meskipun materi yang dihadapi berkaitan .
2.    Setiap akhir siklus diakhiri dengan tes berupa ulangan harian.


















BAB V
SIMPULAN  DAN  SARAN

A.   Simpulan
Berdasarkan data, analisis data dan pembahasan tentang                             upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.        Pembelajaran kooperatif tipe STAD ternyata efektif dapat                            meningkatkan pemahaman siswa kelas X1 MAN Karanganyar                                 tahun pelajaran 2013 / 2014. Secara deskripsi diperoleh hal-hal                                 sebagai berikut :
·         Dari hasil belajar siswa diperoleh 24%  ( 7 siswa dari 29 siswa )  memperoleh skor nilai diatas rata-rata.
·         Rata-rata nilai ulangan pada siklus II naik sebesar  21,18 %  dibanding kan rata-rata nilai ulangan  siklus I.
·         Rata- rata nilai ulangan pada siklus III naik sebesar  14,01% di  dibandingkan dengan rata-rata nilai ulangan siklus  II.
·         Dari hasil observasi dikelas, menunjukkan bahwa siswa yang  berkemampuan tinggi terlihat lebih aktif dan antusias, sehingga  memunculkan kerjasama serta mau berinteraksi, saling membantu  serta berbagi pendapat, mau mendengarkan pendapat teman dalam menyelesaikan tugas. Dari 7 kelompok , 80% dapat  menyelesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah  ditentukan.
·         Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD , siswa membagun  sendiri pengetahuan, menemukan langkah-langkah dalam mencari  penyelesaian darisuatu materi yang harus dipahami dan dikuasai  oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.
·         Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD , pembelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus  lebih menyenangkan.
·         Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan  pemahaman dan aktivitas proses belajar mengajar.

B.  Saran
1.      Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan               pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif                                  dalam mata pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus untuk meningkatkan pemahaman, ktivitas serta hasil belajar siswa .
2.      Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru                                  dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan                                  secara berkesenambungan dalam pelajaran memfrais (kompleks) materi perhitungan roda gigi lurus maupun mata pelajaran lainnya.
3.      Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD                                  guru harus benar-benar memahami langkah-langkahnya, dan                                  dapat mengelola waktu seoptimal mungkin. Peran guru sebagai                                  fasilitator menjadi sangat penting.    
                          
                                                  DAFTAR PUSTAKA

Ansori H. Muhammad, Prof. Dr. M.Pd., 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Wacana Prima.

Arikunto, Suharsimi, Prof. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Depdiknas, 2003. STAD (Student Teams Achievement Divisions). Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Atas.

Idris Harta, Ph.D., M.A. & Djumadi, M.Kes. Drs. 2009. Pendalaman Materi Metode Pembelajaran. Surakarta : Modul PLPG UMS

Nurhadi, 2003, STAD (Student Teams Achievement Divisions). Makalah.

Fathul Himam, 2004). Metode Belajar di Kelas Kelas Tinggi. Jakarta : Dirjen Binbaga Islam.

Zaini Husyain, dkk., 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga.